cara membuat widget bergerak
Caramemasang gambar animasi lucu di pojok blog (widget animasi blog gratis) Cara membuat text neon light (efek teks yang menyala secara periodik) Cara membuat teks bergerak melingkar mengikuti gerakan mouse atau dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan nama "Circling text trail". Teks tersebut akan bergerak melingkar mengelilingi
Membuatwidget berjalan atau bergerak sama saja dengan cara membuat tulisan berjalan. Gunakan kode yang sama seperti kode di atas lalu ganti tulisan yang berwarna merah dengan kode widget yang ingin di buat bergerak atau berjalan sehingga kodenya seperti ini :
CaraMembuat Tulisan Berjalan (Marquee) ~ Sering kali kita melihat running text / teks berjalan baik itu di layar bawah TV atau media media lainnya yang semata-mata untuk maksud mengarahkan pusat perhatian ke arahnya. Dalam dunia blog dikenal dengan nama Marquee, Karena menggunakan kode bahasa HTML marquee. Banyak model tulisan berjalan dari "bahan" marquee yang dapat kita buat dengan sangat
WidgetHTML Atas Beranda / Aplikasi / Edit Foto. Cara Membuat Foto Kartun 3D Bergerak Di Android Dengan Aplikasi ToonMe Oleh Tutorilio 18 Mei, 2022 Aplikasi edit foto jadi kartun 3d di android yang mudah dan cepat no ribet adalah ToonMe. ToonMe sangat aman digunakan Layanan ini menggunakan AI dan perangkat lunak pengenalan wajah untuk membuat
5 Sekarang waktunya menulis kalimat yang di inginkan. tulisalah nama atau brand sobat pada "Logo text". disini saya menulis "Grafis-media". kalau hurufnya terlalu besar, bisa dikurang pada Text prosesnya selesai, kemudian tulisan akan terlihat menjadi efek api bergerak. cara menyimpan hasilnya, tinggal Drag Langusng kedalam Komputer (klik tahan, tarik ke windows explorer).
một đoạn dây dẫn dài 1 5m. Widget adalah tools atau fitur tambahan yang bermanfaat bagi smartphone untuk memudahkan kerja user. Selain widget default yang menjadi bawaan OS, Anda juga bisa membuat widget Android sendiri dengan mudah, lho! Widget adalah fitur yang sudah tidak asing lagi bagi para pengguna Android. Bahkan, baru-baru ini fitur widget akhirnya ikut muncul juga di iOS 14. Kejadian ini serta-merta menandakan betapa widget adalah fitur yang sangat berguna bagi smartphone user. Seperti apa, sih, widget itu? Widget Android adalah tampilan mini dari aplikasi yang bisa bebas Anda sematkan ke home screen maupun lock screen. Meski berupa tampilan mini, ternyata widget Android adalah tools dengan performa tinggi, nyaris tidak ada bedanya dengan aplikasi biasa. Uniknya lagi, widget juga bisa dikustomisasi dengan bebas oleh user, baik dari segi ukuran maupun tampilannya. Alhasil, tak mengherankan banyak orang senang memakai widget lantaran tools-tools ini mampu mempercantik tampilan antarmuka layar smartphone mereka. Biasanya, widget Android adalah fitur bawaan milik OS. Akan tetapi belakangan ini mulai ditemukan cara untuk membuat widget Android dengan mudah memakai Android Studio. Penasaran ingin tahu bagaimana cara membuat widget Android dengan Android Studio? Yuk temukan cara-caranya pada artikel berikut ini – selamat membaca! Persiapan Membuat Widget Android StudioStep by Step Mengustomisasi Widget Android Studio Project Baru2. Buat Widget3. Kustomisasi Teks di Widget4. Membuat String Desain Widget Lanjutan Persiapan Membuat Widget Android Studio Proses membuat widget Android dapat dimulai dengan memakai software Android Studio. Apa itu Android Studio? Android Studio adalah IDE atau lingkungan pengembangan software yang paling ideal untuk beragam aplikasi Android. Kami tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai Android Studio di sini. Tetapi jika Anda penasaran, Anda bisa membaca artikel khusus Appkey bertajuk “Pedoman Lengkap Cara Update SDK Tools dan IDE Android Studio” dan berikut ini kami sediakan link dari artikel tersebut Anda juga bisa membaca artikel tersebut untuk mengetahui cara instalasi Android Studio agar bisa digunakan untuk membuat widget Android. Kembali lagi ke project membuat widget Android dengan Android Studio. Sebelum memulai, Anda akan memerlukan beberapa komponen penyusunan yaitu Objeck AppWidgetProviderInfo yang merupakan metadata widget Android yang ditentukan dalam XML. Objek ini mencakup frekuensi update dan class AppWidgetProvider. Tata letak tampilan widget yang juga ditentukan dalam XML. Penerapan aktivitas konfigurasi widget ketika widget diaktifkan serta dimodifikasi oleh user. Meski demikian, penerapan activity widget ini bersifat opsional. Penerapan metode dasar class AppWidgetProvider yang akan memungkinkan developer serta user untuk melakukan interaksi terprogram dengan widget Android yang telah dibuat. Penerapan metode dasar ini juga akan membantu Anda menerima info ketika widget diupdate, dihapus, diaktifkan maupun dinonaktifkan. Step by Step Mengustomisasi Widget Android Studio Sederhana Sudah mempersiapkan semua bahan-bahan di atas? Jika sudah, mari lanjutkan dengan cara membuat widget Android sederhana berikut ini. Kali ini kami akan mengajak Anda untuk melihat tata cara mengustomisasi widget tombol agar dapat diklik dan berubah warnanya. Disimak, ya! Project Baru Pertama, buatlah project baru di Android Studio. Caranya adalah Buka Android Studio yang sudah terinstall. Pilih create new project’ > beri nama project. Semisal Android widget. Klik template empty activity’ > beri nama activity dengan MainActivity’. Lanjutkan dengan memberi nama layout sebagai main_layout’. Selesai. 2. Buat Widget Android Studio sudah memiliki sejumlah template widget siap pakai yang bisa Anda drag and drop pada laman project aplikasi. Beberapa jenis template widget yang disediakan oleh Android Studio antara lain button, small button, radio button, plain textview, check, toggle button, switch, progress bar small, normal, large dan horizonal, spinner, web view, seek bar dan rating bar. Anda bisa memilih salah satu widget, semisal button. Drag dan drop seret dan letakkan widget pilihan ke bagian tengah layar project. Nantinya, Android Studio akan membantu Anda menyesuaikan kembali posisi widget di project. Anda juga bisa mengaturnya sendiri di properties Text Page XML. 3. Kustomisasi Teks di Widget Selanjutnya, kustomisasi teks di widget yang dipilih. Semisal pada widget button yang dipilih pada step 2. Anda bisa menyisipkan teks apa saja pada widget tersebut. Caranya adalah Perhatikan tombol button, Anda akan menemukan tulisan new button’ – ini adalah elemen teks pada button yang bisa Anda ganti. Klik 2x pada elemen tersebut > muncul halaman desain baru secara khusus > pilih text properties. Ubah teksnya dengan cara beralih ke tab text HTML > modifikasi properti menjadi android text. Untuk kustomisasi lanjutan seperti mengganti warna widget button, cek halaman text HTML > cari properti tombol, kemudian ketikkan android text = “change background color”. Contoh codingnya 4. Membuat String Resources Setelah melakukan kustomisasi di atas, Anda mungkin akan mendapati coding tersorot dengan icon lampu kuning highlight. Ini adalah peringatan atas string “change background code” yang perlu untuk diubah ke bentuk string resources. Namun tetap tenang, kode ini tidak menunjukkan bahwa coding Anda error. Ini cara mudah untuk memperbaiki kode string tersebut Klik icon lampu kuning yang ada di sebelah string code atau memakai kombinasi tombol alternatif Alt+Enter. Klik extract string resource’. Klik nama resource Anda. Simpan resources dengan mengklik ok’. Desain Widget Lanjutan Tahap terakhir adalah melakukan kustomisasi desain widget lanjutan pada properti OnClick di halaman desain. Caranya adalah Pergi ke halaman desain’ di Android Studio > klik widget button yang Anda buat. Scroll hingga menemukan opsi properti OnClick’. Klik properti OnClick. Di sini Anda bisa memilih metode Java yang akan dipanggil kapanpun widget button diklik user. Semisal untuk memanggil metode changeColor’ kode changeColor . Untuk bisa menjalankan metode change color, Anda harus menetapkan ID TextView dan Layout terlebih dahulu. Scroll ke bagian pojok kanan atas layar hingga menemukan box componen tree’. Klik menu layout > klik TextView > scroll hingga menemukan opsi id’. Terakhir, ubah id’ menjadi text’. Ulangi langkah yang sama untuk mengubah relative layout, namun komponen id’ diganti menjadi layout’. Lanjutkan dengan membuka tab > Anda akan menemukan metode onCreate yang berjalan otomatis kapanpun aplikasi dijalankan. Buat metode changeColor’ setelah onCreate dengan menambahkan kode berikut ke tab public void changeColorView view { RelativeLayout layout = RelativeLayoutfindViewById TextView text = TextViewfindViewById } Metode di atas akan mengganti warna layout tombol menjadi biru setelah diklik user, sedangkan teks di dalamnya akan berubah menjadi Page is Blue’. Sudah selesai. Anda bisa menyimpan project lalu mencoba menjalankannya pada emulator. Lakukan uji coba untuk melihat kondisi sebelum dan sesudah mengklik widget tombol, ya. Jika tombol sukses berubah warna menjadi biru, maka widget Anda sudah dapat beroperasi dengan baik. Demikianlah pembahasan artikel edisi kali ini tentang cara sederhana membuat widget Android Studio. Bagaimana, sudahkah kini Anda siap untuk mencoba mempraktekkan cara membuat widget android? Selamat mencoba mulai berpraktek, ya! Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing PT APPKEY PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.
Menerapkan Animasi pada project Flutter Hai rekan-rekan developer! Sebelumnya saya sudah berbagi tentang bagaimana cara menerapkan sebuah multitype view pada RecyclerView. Nah, kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang bagaimana cara menerapkan animasi pada project Flutter. 💻 Mulai Belajar Pemrograman Belajar pemrograman di Dicoding Academy dan mulai perjalanan Anda sebagai developer profesional. Daftar Sekarang Tapi sebelum lanjut, kenapa kita perlu menerapkan sebuah animasi di aplikasi yang sedang kita kembangkan? Dengan menerapkan animasi, kita bisa menambah pengalaman pengguna ketika menggunakan aplikasi kita. Sebaliknya, jika kita tidak menerapkan sebuah animasi, aplikasi akan terlihat kaku. Alhasil, pengguna pun cepat bosan dan bisa memutuskan untuk uninstall aplikasi tersebut dari peranti mereka. Pada umumnya, animasi secara default terdapat pada transisi perpindahan halaman di dalam aplikasi. Animasinya pun beragam tergantung framework di setiap platform device. Menariknya, kita bisa mengubah dan mengganti animasi tersebut dengan animasi yang kita inginkan. Animasi Pada Project Flutter Hero Animation Untuk aplikasi yang dikembangkan dengan Flutter, terdapat built-in animasi yang bisa langsung kita gunakan untuk mempercantik dan membantu kita untuk menambah pengalaman pengguna. Yaitu, Hero Animation. Animasi yang digunakan untuk menampilkan transisi sebuah widget di dalam UI ketika berpindah halaman. Sebagai contoh, misal kita mempunyai aplikasi seperti berikut Aplikasi di atas terlihat kaku ketika berpindah halaman, namun ketika kita menerapkan hero animation, kita bisa menambahkan animasi pada widget ketika berpindah halaman seakan-akan widget tersebut dipindah dari satu halaman ke halaman lainnya seperti berikut Tidak sampai di situ, kita juga bisa mengubah bentuk dari widget tersebut saat ditampilkan pada halaman tujuan Struktur dari Hero Animation Pada dasarnya, Hero Animation adalah implementasi dari 2 dua widget Hero dengan struktur implementasinya sebagai berikut Hero widget sebagai start point. Widget hero yang digunakan untuk merepresentasikan grafis dan ditandai dengan sebuah tag yang ditampilkan pada source route. Hero widget sebagai endpoint, atau bisa disebut sebagai hero destination. Widget ini sama seperti widget yang ditampilkan pada source route, yaitu widget yang merepresentasikan grafis dan memiliki tag yang berada pada destination route. Pembuatan route yang berisi tujuan akhir dari hero animation. Route ini berfungsi untuk menentukan widget yang ada di akhir animasi. Menjalankan animasi dengan memanggil destination route yang berada di dalam stack navigator. Navigator akan melakukan operasi push dan pop untuk menjalankan hero animation dengan melakukan komparasi antara tag widget yang ada di source dan destination route. Flutter akan melakukan kalkulasi nilai batasan hero widget ukuran interpolasi dan posisi dari start point ke end point dan akan menjalankan animasi di overlay bagian yang berada di antara source dan destination route. Menerapkan Hero Animation Tanpa berlama-lama, mari kita praktekkan bagaimana menerapkan hero animation. Langsung saja buat project baru Flutter, bisa menggunakan VSCode atau Android Studio. Jika project baru sudah selesai dibuat, buka berkas kemudian modifikasi kode yang berada di dalamnya menjadi seperti berikut 1234567891011121314151617181920212223242526 import 'packageflutter/ main => runAppMyApp;class MyApp extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return MaterialApp title 'Flutter Demo', theme ThemeData primarySwatch , home HomeScreen, ; }}class HomeScreen extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return Scaffold appBar AppBar title Text"Hero Animation Sample", , }} Sebelum lanjut menambahkan widget Hero, mari kita tambahkan terlebih dahulu asset gambar yang akan ditampilkan pada widget Image. Silakan unduh assetnya di tautan ini. Namun teman-teman juga bisa menggunakan asset sed. Lanjut, buatlah folder baru dengan nama asset kemudian tempat asset gambar yang sudah diunduh di dalamnya. Kemudian daftarkan asset gambar tersebut ke dalam berkas seperti berikut flutter The following line ensures that the Material Icons font is included with your application, so that you can use the icons in the material Icons class. uses-material-design true To add assets to your application, add an assets section, like this assets - asset/ Pastikan kembali indentasi tiap asset agar tidak terjadi error ketika melakukan sync packages. Setelah selesai, mari kita buka kembali berkas Kemudian lengkapi kode pada kelas HomeScreen dengan widget Hero dan beberapa widget lainnya seperti berikut 123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536 class HomeScreen extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return Scaffold appBar AppBar title Text"Hero Animation Sample", , body Center child Column mainAxisAlignment children [ Hero tag "logo", child "asset/ width 150, height 150, , , Padding padding const child RaisedButton child Text"To another screen", onPressed { MaterialPageRoutebuilder _ { return SecondScreen; }; }, , ], , , ; }} Di dalam widget Hero di atas terdapat sebuah widget Image yang menampilkan asset gambar yang sudah kita tambahkan sebelumnya. Selain itu, pada kelas HomeScreen di atas terdapat sebuah widget Button yang digunakan untuk menampilkan halaman baru menggunakan Navigator. Lanjut, buat lagi kelas baru di dalam bekas dengan nama SecondScreen. Buka, kemudian lengkapi kode di dalamnya seperti berikut 1234567891011121314151617181920 class AnotherScreen extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return Scaffold appBar AppBar title Text"Another Screen", , body Center child Hero tag "logo", child "asset/ width 75, height 75, , , , ; }} Jika sudah, secara keseluruhan berkas kurang lebih akan seperti berikut 1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041424344454647484950515253545556575859606162636465666768697071727374 import 'packageflutter/ main => runAppMyApp;class MyApp extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return MaterialApp title 'Flutter Demo', theme ThemeData primarySwatch , home HomeScreen, ; }}class HomeScreen extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return Scaffold appBar AppBar title Text"Hero Animation Sample", , body Center child Column mainAxisAlignment children [ Hero tag "logo", child "asset/ width 150, height 150, , , Padding padding const child RaisedButton child Text"To another screen", onPressed { MaterialPageRoutebuilder _ { return SecondScreen; }; }, , ], , , ; }}class SecondScreen extends StatelessWidget { override Widget buildBuildContext context { return Scaffold appBar AppBar title Text"Another Screen", , body Center child Hero tag "logo", child "asset/ width 75, height 75, , , , ; }} Sampai di sini kita sudah selesai menerapkan Hero Animation. Jika dijalankan, teman-teman akan melihat hasil yang seperti dicontohkan di awal. Nah, yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Hero Animation adalah tag hero. Ketika terjadi eror seperti animasi yang tidak dapat berjalan dengan baik, pastikan kembali tag yang digunakan di widget yang berada pada source dan destination route adalah sama. Selain itu, di dalam 1 satu source route tidak boleh 2 dua atau lebih widget memiliki tag yang seperti ini akan kita temukan ketika ingin menerapkan Hero Animation pada widget ListView. Kesimpulan Seperti yang sudah disebutkan di awal, menerapkan animasi merupakan salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk menambah pengalaman pengguna. Dengan bertambahnya pengalaman pengguna, jumlah instal dari aplikasi kita pun akan ikut bertambah. Tentu ini akan sangat menguntungkan. Sebenarnya masih banyak lagi animasi-animasi yang bisa kita terapkan terutama pada project Flutter. Tinggal bagaimana cara kita menerapkan dan menyesuaikan dengan aplikasi yang sedang dikembangkan. Mungkin cukup sampai di sini tutorial kali ini. Jika ada yang mau ditanyakan, silakan tulis di kolom komentar di bawah ya, dan untuk contoh project yang sudah kita coba buat, bisa dilihat di laman Github ini. Menerapkan Animasi pada project Flutter Salam! Ingin baca tulisan saya lainnya? Simak 1. 2. Ingin juga dapat info update tentang tutorial di blog kami via sosial media? bisa ! Follow kami ya
Bagi anda yang ingin mempercantik widget di wordpress yaitu dengan menampilkan gambar yang berubah-ubah memakai slideshow gampang kok 🙂 yuk ikutin cara berikut 1. Masuk ke Dashboard > Tulisan > Tambah baru 2. Pilih “Tambahkan media”, memilih gambarnya bisa upload dari komputer anda atau memilih gambar yang sudah ada. 3. Disebelah kiri atas klik “Buat Galeri” dan pilih gambar yang akan dijadikan slideshow pastinya ada tanda centang diatasnya. 4. Klik Buat Galeri baru, maka akan terkumpul semua gambar yang akan dijadikan slideshow. Di “Pengaturan galeri” ubah jenisnya ke “Slideshow” dan klik sisipkan galeri. Baca lebih lanjut →
O Windows Vista conseguiu ao longo do tempo se tornar uma das piores versões que a Microsoft lançou ao longo de sua história, superando qualquer outra versão. O problema com esta versão era que exigiu uma equipe muito poderosa ser capaz de funcionar moderadamente em condições. Além disso, não ajudou que, no início, encontramos diferentes widgets que não faziam nada mais do que retardar o funcionamento de nossa cópia do Windows. Felizmente para o mundo da informática, a Microsoft não deu muito tempo de vida e o Windows 7 chegou rapidamente ao mercado, um dos melhores Windows com permissão do Windows 10. Os widgets do Windows Vista nos permitiram colocar informações atualizadas em tempo real na área de trabalho do nosso computador, como o clima, a hora, o desempenho de nossos equipamentos, feeds de notícias ou redes sociais ... equipe, rapidamente foram descartados pela maioria dos usuários, apesar de ter uma utilidade bastante prática. Se você é um dos usuários que ainda sente falta de widgets, temos uma boa notícia, pois através do aplicativo Widgets HD, disponível na Microsoft Store, podemos apreciá-los novamente na área de trabalho do nosso computador. Widgets HD nos permite adicionar os seguintes Widgets para a mesa de nossa equipe Relógio quadrado Relógio digital Relógio mundial Relógio mundial personalizável calendário Tempo Manchetes de notícias Índice de ações Informações de recursos de nossa equipe Galeria Conversor de moedas conversor de unidades Dicionário tradutor Calculadora Notas na tela post-it Velocidade de nossa conexão. Widgets HD estão disponíveis para o seu download completamente grátis. Se quisermos desbloquear todas as opções, temos que passar pelo checkout. De graça, podemos adicionar o Widget de meteorologia, relógio, medidor de CPU, galeria de imagens, calculadora, conversor de unidades e moedas e notas.
Mencari coding Flutter animation yang lengkap? Yuk langsung simak tutorial belajar flutter animation berikut ini sampai tuntas! Seri belajar flutter animation kali ini akan mengajak Anda menguasai dua point berikut Cara menggunakan kelas-kelas dasar dari pustaka animasi untuk menambahkan efek animasi pada sebuah widget. Momen yang tepat untuk menggunakan AnimatedWidget dan AnimatedBuilder. Anda juga akan belajar bagaimana cara membuat animasi yang “eksplisit” dengan Flutter. Setelah memahami beberapa konsep, kelas dan metode esensial dari perpustakaan animasi, kami akan menunjukkan 5 contoh pembuatan animation Flutter yang dibangun di atas satu sama lain. Dari sinilah Anda akan melihat berbagai sisi pustaka animasi Flutter secara mendalam. Flutter SDK juga menyediakan animasi eksplisit bawaan, seperti FadeTransition, SizeTransition, dan SlideTransition. Animasi sederhana ini diaktifkan oleh pengaturan pada titik awal dan akhir pemrograman. Mereka lebih mudah diterapkan daripada animasi eksplisit khusus atau custom. Belajar Flutter Animation Konsep dan Kelas EsensialFlutter AnimationCurvedAnimat Animasi5 Contoh Flutter AnimationRendering Animasi di FlutterMenyederhanakan Animasi dengan AnimatedWidgetMeninjau Progres Animasi di FlutterPemfaktoran Ulang dengan AnimatedBuilderMembuat Animasi secara Bersamaan Belajar Flutter Animation Konsep dan Kelas Esensial Poin penting untuk diingat Animasi – merupakan kelas inti di perpustakaan animation Flutter– menginterpolasi nilai yang digunakan untuk memandu jalannya sebuah animasi. Objek Animasi mengetahui status animasi saat ini misalnya, apakah animasi mulai berjalan, berhenti, atau bergerak maju atau mundur, tetapi komponen ini tidak tahu apapun terkait bentuk yang muncul di layar. AnimationController dipakai untuk mengelola Animasi. CurvedAnimation mendefinisikan perkembangan desain dalam bentuk kurva non-linier. Tween menginterpolasi antara rentang data seperti yang digunakan oleh objek yang dianimasikan. Misalnya, Tween mungkin mendefinisikan interpolasi dari merah ke biru, atau dari 0 hingga 255. Gunakan Listeners dan StatusListeners untuk memantau perubahan status animasi. Sistem animasi di Flutter didasarkan pada objek Animasi yang Anda ketik. Terdapat dua cara bagi Widget untuk menggabungkan animasi secara langsung ke fungsi build mereka. Pertama, Widget membaca nilai animasi saat ini dan mendengarkan perubahan statusnya. Atau kedua, mereka memakai sebuah animasi sebagai dasar untuk animasi yang lebih rumit, dan yang mereka teruskan ke Widget lain. Flutter Animation Objek flutter animation tidak tahu apa-apa terkait bentuk yang muncul di layar komputer. Animasi hanya sebatas kelas abstrak yang memahami nilai dan statusnya saat ini selesai atau diberhentikan. Salah satu jenis animasi yang umum digunakan adalah Animation. Objek animasi secara berurutan menghasilkan angka yang diinterpolasi antara dua nilai selama durasi tertentu. Output dari objek Animasi bisa berupa angka linear, kurva, fungsi langkah, atau pemetaan lain sesuai rancangan Anda. Animasi pun dapat bergerak secara terbalik atau tiba-tiba berputar arah di tengah perjalanan, tergantung pada bagaimana cara Anda mengendalikannya. Lebih jauh lagi, sebuah animasi bisa menginterpolasi varian lain selain double, misalnya Animation atau Animation. Setiap objek animasi memiliki status, yang mana nilainya selalu tersedia dalam anggota .value. Selain tidak tahu akan rupa yang muncul di layar, objek animasi turut tidak tahu-menahu tentang rendering atau fungsi build. CurvedAnimation CurvedAnimation mendefinisikan progres animasi dalam bentuk kurva non linear. Adapun coding CurvedAnimation adalah animation = CurvedAnimationparent controller, curve Catatan kelas Curves dapat mendefinisikan banyak kurva yang sering digunakan, ataupun kurva custom yang Anda susun sendiri. Contoh coding CurvedAnimation import 'dartmath'; class ShakeCurve extends Curve { override double transformdouble t => sint * pi * 2; } Telusuri dokumentasi Curves untuk mendapatkan daftar lengkap konstanta kurva Flutter dengan pratinjau visual. CuverdAnimation dan AnimationController akan dijelaskan pada bagian selanjutnya merupakan bagian dari Animation, jadi Anda bisa melewati keduanya secara bergantian. Khusus untuk CurvedAnimation, ia dapat menjadi pembungkus objek yang dimodifikasi. Kita tidak membuat subclass AnimationController untuk menerapkan suatu kurva. AnimationController AnimationController adalah objek animation Flutter khusus yang menghasilkan nilai baru setiap kali komputer siap untuk mengolah bingkai baru. Secara default, AnimationController menghasilkan angka dari 0,0 hingga 1,0 secara linier dalam durasi tertentu. Sebagai contoh, coding berikut ini bisa untuk membuat objek animasi Flutter, tetapi tidak untuk menjalankannya controller = AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; AnimationController diturunkan dari Animation, sehingga dapat digunakan di mana pun objek animation diperlukan. Namun, AnimationController memiliki metode tambahan untuk mengontrol animasi. Misalnya, Anda memulai animasi dengan metode .forward. Kemudian, serangkaian angka akan dihasilkan oleh metode ini – biasanya 60 angka per detik – dan mereka “terikat” ke refresh layar. Setelah semua angka sukses dibuat, setiap objek animasi kini bisa memanggil objek Listener yang terlampir di pustaka. Cek juga bagian RepaintBoundary terkait cara membuat daftar tampilan kustom dari setiap anak animasi. Saat membuat AnimationController, Anda akan meneruskan argumen vsync. Kehadiran vsync mencegah animasi di luar layar menghabiskan sumber daya yang tidak perlu. Anda dapat menggunakan objek stateful sebagai vsync dengan menambahkan SingleTickerProviderStateMixin ke definisi kelas. Catatan Dalam beberapa kasus, sebuah posisi bisa melebihi rentang dari AnimationController. Misalnya, fungsi fling memungkinkan Anda untuk memberikan kecepatan, gaya, dan posisi melalui objek Force. Posisinya bias berupa apa saja dan bisa di luar kisaran 0,0 hingga 1,0. CurvedAnimation juga dapat melebihi rentang 0,0 hingga 1,0, bahkan ketika AnimationController tidak. Output dari CurvedAnimation dapat memiliki jangkauan yang lebih luas daripada input-nya, bergantung dari jenis kurva yang dipilih digunakan. Misalnya, kurva elastis seperti secara signifikan men-overshoots atau undershoots rentang nilai default. Tween Secara default, objek AnimationController berkisar dari 0,0 hingga 1,0. Namun kalau Anda memerlukan rentang yang berbeda, atau menggunakan tipe data lain, maka konfigurasi animasi dengan Tween untuk menginterpolasinya ke rentang atau tipe data custom. Misalnya, coding Tween berikut mengubah dari ke tween = Tweenbegin -200, end 0; Tween adalah stateless object objek tanpa status yang hanya bekerja di awal dan akhir. Satu-satunya tugas Tween adalah menentukan pemetaan dari rentang input ke rentang output. Rentang input umumnya 0,0 hingga 1,0, tetapi itu bukanlah syarat wajib dalam coding Tween. Tween diturunkan dari Animatable, bukan Animation. Animatable, seperti Animation, tidak harus menghasilkan output double. Misalnya, ColorTween merinci progresi percampuran dua warna dalam animasi. colorTween = ColorTweenbegin end Objek Tween tidak menyimpan status apa pun. Sebaliknya, ia menyediakan metode evaluateAnimation animation yang menerapkan fungsi pemetaan ke nilai animasi saat ini. Nilai objek animasi saat ini dapat ditemukan dalam metode .value. Fungsi evaluasi juga melaksanakan sejumlah fungsi pemeliharaan sistem animasi, seperti memastikan bahwa titik awal dan akhir dikembalikan seperti semula saat nilai animasi mencapai 0,0 dan 1,0. Untuk menggunakan objek Tween, panggil animate pada Tween, lalu teruskan ke objek controller. Misalnya, contoh kode berikut menghasilkan nilai integer dari 0 hingga 255 selama 500 ms AnimationController controller = AnimationController duration const Durationmilliseconds 500, vsync this; Animation alpha = IntTweenbegin 0, end 255.animatecontroller; Catatan Metode animate mengembalikan Animation, bukan Animatable. Contoh di bawah ini memperlihatkan pemakaian controller, curve dan Tween AnimationController controller = AnimationController duration const Durationmilliseconds 500, vsync this; final Animation curve = CurvedAnimationparent controller, curve Animation alpha = IntTweenbegin 0, end 255.animatecurve; Notifikasi Animasi Objek Animasi dapat memiliki Listeners dan StatusListeners, yang didefinisikan dengan addListener dan addStatusListener. Listener dipanggil setiap kali nilai animasi berubah. Fungsi umum dari Listener adalah memanggil setState untuk mengulang pembangunan rebuild. StatusListener dipanggil ketika animasi dimulai, berakhir, bergerak maju, atau bergerak mundur, seperti yang didefinisikan oleh AnimationStatus. Contoh di bagian selanjutnya akan memperlihatkan pemakaian metode addListener, dan memantau kemajuan animasi Flutter dengan addStatusListener. 5 Contoh Flutter Animation Setelah memahami konsep dan elemen dasar, berikutnya mari simak 5 contoh coding animasi di Flutter berikut ini Rendering Animasi di Flutter Poin yang akan dibahas Menambahkan animasi sederhana ke Widget memakai addListener dan setState. Menggunakan fungsi addListener untuk memanggil setState di setiap kali Animation menciptakan series angka baru. Mendefinisikan AnimationController dengan parameter bersyarat vsync. Memahami arti dan fungsi bagian “. .” dari sintaksis “. . addListener” – bentuk kode ini juga dikenal dengan nama cascade notation Membuat kelas yang rahasia private dengan membubuhkan garis bawah _ di awal nama. Sejauh ini Anda sudah mempelajari cara menghasilkan angka animasi berurutan dari waktu ke waktu, namun, masih belum ada hal yang kita render ke layar. Untuk merender animasi di Flutter, Anda harus menyimpan objek animasi sebagai bagian dari Widget. Kemudian gunakan nilai-nilainya untuk menentukan cara terbaik menggambar gerakan animasi. Berikut adalah coding dari aplikasi untuk menggambar logo Flutter tanpa animasi import 'packageflutter/ void main => runAppconst LogoApp; class LogoApp extends StatefulWidget { const LogoApp{ override State createState => _LogoAppState; } class _LogoAppState extends State { override Widget buildBuildContext context { return Center child Container margin const 10, height 300, width 300, child const FlutterLogo, , ; } } Sumber app animate0 Kemudian, contoh di bawah memperlihatkan modifikasi dari kode di atas untuk menganimasikan logo supaya “bergerak tumbuh” dari nol menjadi penuh full size. Saat mendefinisikan AnimationController, Anda juga harus meneruskan objek vsync. {animate0 → animate1}/lib/ Viewed -9,16 +9,39 9 9 State createState => _LogoAppState; 10 10 } 11 - class _LogoAppState extends State { 11 + class _LogoAppState extends State with SingleTickerProviderStateMixin { 12 + late Animation animation; 13 + late AnimationController controller; 14 + 15 + override 16 + void initState { 17 + 18 + controller = 19 + AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; 20 + animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller 21 + ..addListener { 22 + setState { 23 + // State yang berubah di sini adalah nilai objek animasi. 24 + }; 25 + }; 26 + 27 + } 28 + 12 29 override 13 30 Widget buildBuildContext context { 14 31 return Center 15 32 child Container 16 33 margin const 10, 17 - height , 18 - width , 34 + height 35 + width 19 36 child const FlutterLogo, 20 37 , 21 38 ; 22 39 } 40 + 41 + override 42 + void dispose { 43 + 44 + 45 + } 23 46 } Sumber app animate1 Fungsi addListener memanggil setState, jadi setiap kali animasi menghasilkan angka baru, maka bingkai saat ini ditandai “kotor” dan memaksa build untuk dipanggil lagi. Di build, ukuran kontainer berubah karena tinggi dan lebarnya sekarang diatur menggunakan alih-alih nilai hardcoded. Eliminasi pengontrol ketika State objek dihapus untuk mencegah terjadinya kebocoran memori. Animasi Flutter Anda kini sudah selesai dibuat! Bonus tips Dart programming Anda mungkin tidak familiar dengan cascade notation dari Dart—tanda dua titik di .. addListener. Arti dari sintaksis ini adalah pemanggilan metode addListener dengan nilai yang dikembalikan dari animate. Contoh pemakaiannya animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller ..addListener { // }; Kode ini setara dengan animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller; { // }; Menyederhanakan Animasi dengan AnimatedWidget Poin yang akan dibahas Membuat Widget bergerak dengan kelas pembantu AnimatedWidget alih-alih addListener dan setState. Menggunakan AnimatedWidget untuk membuat Widget yang bisa mengulang animasi yang sama. Pakai AnimatedBuilder untuk memisahkan widget dengan transisinya. Contoh AnimatedWidgets dalam Flutter API AnimatedBuilder, AnimatedModalBarrier, DecoratedBoxTransition, FadeTransition, PositionedTransition, RelativePositionedTransition, RotationTransition, ScaleTransition, SizeTransition, SlideTransition. Kelas dasar AnimatedWidget memungkinkan Anda memisahkan kode widget inti dari kode animasinya. AnimatedWidget tidak perlu mempertahankan objek State untuk menyimpan sebuah animasi. Cukup tambahkan kelas AnimatedLogo berikut lib/ AnimatedLogo class AnimatedLogo extends AnimatedWidget { const AnimatedLogo{ required Animation animation} superlistenable animation; override Widget buildBuildContext context { final animation = listenable as Animation; return Center child Container margin const 10, height width child const FlutterLogo, , ; } } AnimatedLogo menggunakan nilai animasi saat ini saat menggambar dirinya sendiri. Sedangkan LogoApp masih mengelola AnimationController dan Tween, sekaligus meneruskan objek Animation ke AnimatedLogo {animate1 → animate2}/lib/ Viewed -1,10 +1,28 1 1 import 'packageflutter/ 2 2 void main => runAppconst LogoApp; 3 + class AnimatedLogo extends AnimatedWidget { 4 + const AnimatedLogo{ required Animation animation} 5 + superlistenable animation; 6 + 7 + override 8 + Widget buildBuildContext context { 9 + final animation = listenable as Animation; 10 + return Center 11 + child Container 12 + margin const 10, 13 + height 14 + width 15 + child const FlutterLogo, 16 + , 17 + ; 18 + } 19 + } 20 + 3 21 class LogoApp extends StatefulWidget { 4 22 const LogoApp{ 5 23 override 6 24 State createState => _LogoAppState; 7 25 } -15,32 +33,18 15 33 override 16 34 void initState { 17 35 18 36 controller = 19 37 AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; 20 - animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller 21 - ..addListener { 22 - setState { 23 - // State yang berubah di sini adalah nilai objek animasi. 24 - }; 25 - }; 38 + animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller; 26 39 27 40 } 28 41 override 29 - Widget buildBuildContext context 30 - return Center 31 - child Container 32 - margin const 10, 33 - height 34 - width 35 - child const FlutterLogo, 36 - , 37 - ; 38 - } 42 + Widget buildBuildContext context => AnimatedLogoanimation animation; 39 43 override 40 44 void dispose { 41 45 42 46 43 47 } Meninjau Progres Animasi di Flutter Poin yang akan dibahas Gunakan addStatusListener untuk mendapat pemberitahuan pada perubahan status animasi, seperti memulai, menghentikan, atau membalikkan arah. Jalankan animasi dalam loop tak terbatas dengan membalikkan arah saat animasi telah selesai atau kembali ke keadaan awal. Bisa mengetahui kapan animasi mengubah status, seperti menyelesaikan, bergerak maju, atau berbalik posisi akan sangat membantu para animator. Anda dapat memperoleh notifikasi untuk hal-hal ini dengan mengaktifkan addStatusListener. Contoh coding berikut memodifikasi contoh sebelumnya, sehingga kini bisa menangkap adanya perubahan status dan mencetak pembaruan. Baris yang diberi sorotan adalah bagian yang berubah class _LogoAppState extends State with SingleTickerProviderStateMixin { late Animation animation; late AnimationController controller; override void initState { controller = AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller ..addStatusListenerstatus => print'$status'; } // ... } Hasil outputnya Lalu, gunakan addStatusListener untuk membalikkan animasi ke bagian awal atau akhir. Cara ini akan menghasilkan efek “bernapas” {animate2 → animate3}/lib/ Viewed -35,7 +35,15 35 35 void initState { 36 36 37 37 controller = 38 38 AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; 39 - animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller 39 + animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller 40 + ..addStatusListenerstatus { 41 + if status == { 42 + 43 + } else if status == { 44 + 45 + } 46 + } 47 + ..addStatusListenerstatus => print'$status'; 40 48 41 49 } Pemfaktoran Ulang dengan AnimatedBuilder Poin yang akan dibahas AnimatedBuilder memahami cara merender transisi. AnimatedBuilder tidak tahu cara merender Widget, atau mengolah objek animasi. Pakai AnimatedBuilder untuk mendeskripsikan animasi sebagai bagian dari metode build untuk widget lain. Namun gunakanlah AnimatedWidget untuk menentukan widget dengan animasi yang dapat digunakan berulang resumable. Contoh AnimatedBuilders dalam Flutter API BottomSheet, ExpansionTile, PopupMenu, ProgressIndicator, RefreshIndicator, Scaffold, SnackBar, TabBar, TextField. Salah satu masalah dalam contoh kode pemrograman sebelumnya adalah kita harus ikut mengubah widget yang merender logo ketika mengganti animasi. Maka dari itu, ada baiknya untuk memisahkan sektor-sektor fungsi ke dalam kelas berbeda demi menyederhanakan kinerja Render logo. Definisikan objek animasi. Render tranisis. Pemisahan tersebut bisa diselesaikan dengan kelas AnimatedBuilder. Ia merupakan kelas terpisah dalam susunan pohon render. AnimatedWidget, AnimatedBuilder secara otomatis menangkap notifikasi dari objek animasi dan menandai struktur pohon Widget sebagai “kotor”. Alhasil Anda tidak perlu memanggil addListener secara manual. Dimulai dari bagian bawah pohon widget, kode untuk merender logo sangat mudah class LogoWidget extends StatelessWidget { const LogoWidget{ // Kosongkan bagian height dan width untuk memuat nilai induk animasi override Widget buildBuildContext context { return Container margin const 10, child const FlutterLogo, ; } } Tiga blok tengah dalam diagram semuanya dibuat dalam metode build di GrowTransition, yang ditunjukkan di bawah ini. Widget GrowTransition sendiri bersifat stateless dan menyimpan serangkaian variabel akhir yang diperlukan untuk menentukan animasi transisi. Fungsi build membuat dan mengembalikan AnimatedBuilder, yang menggunakan metode Anonymous builder dan objek LogoWidget sebagai parameternya. Pekerjaan merender transisi sebenarnya terjadi dalam metode Anonymous builder, yang menciptakan Container dengan ukuran yang sesuai untuk memaksa LogoWidget menyusut agar pas dengan frame. Salah satu poin rumit dalam kode di bawah ini adalah bahwa anak animasi terlihat seperti ditentukan dua kali. Namun yang sesungguhnya terjadi adalah referensi luar dari anak yang diteruskan ke AnimatedBuilder, lalu dioper ke penutupan anonim, yang kemudian menggunakan objek itu sebagai anaknya. Hasil bersihnya nanti akan berupa AnimatedBuilder yang terselip di antara dua widget pada pohon render. Contoh codingnya adalah sebagai berikut class GrowTransition extends StatelessWidget { const GrowTransition {required required final Widget child; final Animation animation; override Widget buildBuildContext context { return Center child AnimatedBuilder animation animation, builder context, child { return SizedBox height width child child, ; }, child child, , ; } } Akhirnya, kode untuk menginisialisasi animasi terlihat sangat mirip dengan contoh animate2. Metode initState membuat AnimationController dan Tween, lalu mengikatnya dengan animate. “Keajaiban” terjadi dalam metode build, yang mengembalikan objek GrowTransition dengan LogoWidget sebagai anak, dan objek animasi untuk mendorong terjadinya transisi. Inilah tiga elemen yang tercantum dalam poin-poin yang telah dijabarkan sebelumnya. {animate2 → animate4}/lib/ Viewed -1,27 +1,47 1 1 import 'packageflutter/ 2 2 void main => runAppconst LogoApp; 3 - class extends { 4 - const { 5 - 3 + class LogoWidget extends StatelessWidget { 4 + const LogoWidget{ 5 + 6 + // Leave out the height and width so it fills the animating parent 7 + override 8 + Widget buildBuildContext context { 9 + return Container 10 + margin const 10, 11 + child const FlutterLogo, 12 + ; 13 + } 14 + } 15 + 16 + class GrowTransition extends StatelessWidget { 17 + const GrowTransition 18 + {required required 19 + 20 + final Widget child; 21 + final Animation animation; 6 22 override 7 23 Widget buildBuildContext context { 8 - final animation = listenable as Animation; 9 24 return Center 10 - child 11 - , 12 - , 13 - 14 - , 25 + child AnimatedBuilder 26 + animation animation, 27 + builder context, child { 28 + return SizedBox 29 + height 30 + width 31 + child child, 32 + ; 33 + }, 34 + child child, 15 35 , 16 36 ; 17 37 } 18 38 } 19 39 class LogoApp extends StatefulWidget { 20 40 const LogoApp{ 21 41 override 22 42 State createState => _LogoAppState; -34,18 +54,23 34 54 override 35 55 void initState { 36 56 37 57 controller = 38 58 AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; 39 59 animation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller; 40 60 41 61 } 42 62 override 43 - Widget buildBuildContext context 63 + Widget buildBuildContext context { 64 + return GrowTransition 65 + animation animation, 66 + child const LogoWidget, 67 + ; 68 + } 44 69 override 45 70 void dispose { 46 71 47 72 48 73 } 49 74 } Membuat Animasi secara Bersamaan Poin yang akan dibahas Kelas Curves mendefinisikan array kurva yang biasa digunakan, dan dapat dipakai bersamaan dengan CurvedAnimation. Di bagian ini, Anda akan mengaplikasikan contoh pemantauan progres animasi menggunakan AnimatedWidget untuk menganimasikan efek masuk in dan keluar out secara kontinu. Anggaplah dalam hal ini Anda ingin menganimasikan efek in dan out, dengan perubahan opasitas animasi dari transparan ke buram. Catatan Contoh ini menunjukkan cara menggunakan beberapa Tweens pada pengontrol animasi yang sama, di mana setiap Tweens mengelola efek yang berbeda dalam animasi. Hal ini hanya untuk tujuan ilustrasi saja. Jika Anda ingin melakukan tweening opacity dan ukuran dalam coding, sebaiknya gunakan FadeTransition dan SizeTransition. Contoh controller = AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; sizeAnimation = Tweenbegin 0, end 300.animatecontroller; opacityAnimation = Tweenbegin end 1.animatecontroller; Anda bisa mendapatkan ukuran animasi dengan dan opacity dengan tetapi penyusun AnimatedWidget hanya mengambil satu objek Animation saja. Untuk mengatasi masalah ini, contoh berikut menampilkan cara membuat objek Tween sendiri dan menghitung nilainya secara eksplisit. Ubahlah AnimatedLogo untuk merangkum objek Tween-nya sendiri, dan metode build -nya memanggil pada objek animasi induk untuk menghitung ukuran dan nilai opacity yang diperlukan. class AnimatedLogo extends AnimatedWidget { const AnimatedLogo{ required Animation animation} superlistenable animation; // Buat Tweens static karena mereka tidak berubah. static final _opacityTween = Tweenbegin end 1; static final _sizeTween = Tweenbegin 0, end 300; override Widget buildBuildContext context { final animation = listenable as Animation; return Center child Opacity opacity child Container margin const 10, height width child const FlutterLogo, , , ; } } class LogoApp extends StatefulWidget { const LogoApp{ override State createState => _LogoAppState; } class _LogoAppState extends State with SingleTickerProviderStateMixin { late Animation animation; late AnimationController controller; override void initState { controller = AnimationControllerduration const Durationseconds 2, vsync this; animation = CurvedAnimationparent controller, curve ..addStatusListenerstatus { if status == { } else if status == { } }; } override Widget buildBuildContext context => AnimatedLogoanimation animation; override void dispose { } } Demikianlah seri belajar flutter animation kali ini. Semoga tutorial coding di atas bermanfaat menambah wawasan Anda, ya! Jangan lupa ikuti terus CODEKEY untuk dapat lebih banyak update tutorial pemrograman lainnya. Baca gratis sekarang hanya di Sampai bertemu lagi! Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing PT APPKEY PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.
cara membuat widget bergerak